Minggu, 27 April 2008

LAPORAN TV 4

LAPORAN
PRAKTIKUM TEKNOLOGI DISPLAY DAN TV


TUNER









oleh :
ZALMA AFRIADENI
2005/66327
3EK1




PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2008

FT UNP Padang Lembaran : Job Sheet
Jurusan : PT. Elektronika Mata Kuliah: Teknologi Display &TV
Waktu : 4 x 50 Topik : Bagian Blok TV
Kode : 04/ELK-ELA 225/2008 Judul : Tuner
A. TUJUAN
Setelah mengikuti praktikum ini diharapkan mahasiswa mampu :
1. Mengetahiu pembagian kanal pada sistem pemancaran televisi
2. Mengetahui blok rangkaian tuner pada TV
3. Memahami dan mengetaui fungsi dari tuner dan prinsip kerjanya
4. Dapat mengukur tegangan tala untuk tuner pada setiap perubahan talaan siaran dari masing-masing stasiun pemancar TV di sekitar anda
5. Dapat mengukur sinyal untuk rangkaian IF dari keluaran rangkaian tuner

B. ALAT DAN BAHAN
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
1. Antena TV
2. Trainer televise warna
3. Toolset
4. Multimeter dan Osiloscop
5. Kabel penghubung serta alat tulis untuk pengambilan data

C. TEORI SINGKAT
Sinyal yang diterima oleh antena televisi adalah semua frekuensi yang termasuk dalam range kerja frekuensi dari antena yang digunakan pada sebuah TV, tetapi pada sistem PAL dan NTSC telah ditetapkan frekuensi kerja dari masing-masing kanal frekuensi untuk VHF dan UHF. Untuk VHF bekerja pada range kanal 2 hingga 12 dengan frekuensi kerja 47-230Mhz, sedangkan untuk UHF bekerja pada kanal 14-83 dengan frekuensi kerja 470-890 MHz. Semua frekuensi yang diterima oleh antena dan diteruskan oleh saluran transmisi diolah pada bagian tuner dari sebuah televisi.
Bagian tuner atau bagian penala merupakan bagian yang berfungsiuntuk memilihsalah satu frekuensi dari pemancar (repeater) televise yang ditangkapoleh antenna.
Tuner digunakan untuk memilih gelombang pembawa sinyal-sinyal RF yang dikehendaki sesuai dengan frekuensi atau panjang gelombang dari pemancar. Agar tuner dapat menangkap gelombang-gelombang gambar bersama-sama dengan gelombang suara hanya dengan menggunakan satu system penala, maka harus mempunyai saluran ban yang cukup besar. Misalnya 6 mc untuk system PAL dan 7 cm untuk system NTSC.
Bagian tuner atau bagian penala merupakan bagian yang berfungsi untuk memilih salah satu frekuensi pemancar (repeater) televisi yang ditangkap antena.
Gambar di bawah inimenunjukkansalah satu rangkaian penala (tuner system saklar). Tiap kanal dapat dipilih dan diubah menjadi sinyal If.gambar oleh penala tersebut.










Gbr. Penala VHF

Bagian-bagian tuner :
1. Pemilihan kanal (pemilihan stasiun pemancar)
Tuner blok memilih gelombang pemancar yang akan diterima, mencakup kanal 2 hingga kanal 12 (47-230 MHz) pada VHF dan tiap kanal memiliki lebar frekuensi 7 MHz. Rangkaian penala dapat dipilih sehingga beresonasi dengan frekuensi kanal yang dikehendaki.
Didalam tuner blok terdapat penguat RF, Mixer dan Osilator. Penguat RF memilih pemancar yang akan diterima, kemudian diberikan ke mixer, osilator membangkitkan frekuensi yang tertentu besarnya untuk pembanding frekuensi yang akan diterima penguat RF kemudian diberikan ke mixer kemudian di filter akhirnya menghasilkan frekuensi baru yang keluar yaitu 38,9MHz merupakan frekuensi pembawa gambar yang didalamnya terdapat sinyal sinkronisasi dan 33,4 MHz merupakan frekuensi pembawa suara dan kedua frekuensi tersebut di teruskan ke penguat video IF.

2. Penguat frekuensi tinggi (HF Amplifier)
Sebelum sampai pada rangkian pencampur (mixing) gelombang tv diperkuat oleh penguat HF. Karena rasio S/N (pembanding sinyal/noise) pada penerima TV berwarna ditentukan oleh pengaut HF ini, maka pengguatan HF harus dapat menghasilkan penguat (gain) yang besar. Juga memerlukan distorsi yang kecil walaupun bila gelombang TV input besar. Maka dibutuhkan tegangan AGC (Automatic Gain Control/ pengatur penguat otomatis) pada penguat HF itu dipasang rangkaian netralisasi, pada pengauat HF untuk mencegah osilasi parasit yang timbul. Karateristik respon frekuensi penguat HF pada bidang frekuensi kanal penerima, harus setara mungkin dan perbedaan penguatan antara kanal-kanal yang diterima harus sekecil mungkin.

3. Pencampur (Mixer)
Gelombang TV yang diterima TV dicampur dengan output osilator lokal dengan menggunakan pencampur (mixer) dan dirubah menjadi sinyal IF (Intermediate) gambar yang mempunyai frekuensi sama dengan selisih dengan kedua frekuensi tadi. Frekuensi pembawa sinyal IF gambar adalah 38,9 Mhz dan frekuensi pembawa sinyal suara adalah 33,4MHz.


Kanal No 3 :
Frekuensi Osc
38,9MHz
33,4MHz


55,25 60,75 95,15MHz

4. Osilator lokal
Frekuensi pencampur (Frekuensi lokal) dibangkitkan oleh osilator lokal, dan diberikan ke pencampur (Mixer). Frekuensinya dapat dirubah tergantung pada kanal penerima yang dipilih.
Sebagai osilator lokal biasanya digunakan osilator Colpitts karena sifat kestabilannya dan juga sederhana stuktur rangkaiaannya. Ada dua cara memilih frekuensi lokal pertama dengan merubah kumparan resonansi dan yang kedua dengan mengontrol tegangan bias dioda kapasitansi variabel.

D.LANGKAH KERJA
Langkah-langkah dalam melakukan praktikum ini adalah :
1) Ambil masing-masing kelompok, tv trainer yang sudah disediakan, dan jangan dihubungkan catu daya listrik ke jal-jala PLN
2) Ambil multimeter dan Osiloscope, lakukan kalibrasikedua alat ini.
3) Bukan tv trainer tersebut dan pastika sudah melakukan tegangan simpan pada kapasitor tegangan tinggi dengan kabel penghubung
4) Cari dan amati bagian dari tuner yang akan kita bahas pada pratikum ini
5) Sambungkan televisidengan antenna penerima
6) Hubungkan jala-jala listrik dan hidupkan televise tersebut
7) Ukur tegangan B+ tuner (untuk tuner manual) dan/atau tegangan BP dan BT/LOCK adjucts (untuk truner digital)pada siaran dari setiap stasiun pemancar TV yang ada di Padang danmasukkan ke dalam tabel pengamatan berikut.
NO Stasiun TV Frekuensi Siaran Tegangan yg Diukur Keterangan
1 Trans 7 487 MHz -
2 TV ONE 503 MHz -
3 Trans TV 535 MHz -
4 Global TV 599MHz -
8) Lengkapi tabel di atas untuk seluruhsiaran TV yang ada di kota Padang
9) Cari salah satu siaran yang paling bersih dan kuat sinyalnya
10) Ukurlah dengan menggunakan osiloscope keluaran dari rangkaian tuner yang akan diumpankan ke bagian IF.
Siaran Frekuensi LNA SDA SCL AGC IF
Trans 7 487 MHz 0,8 V/Div 5 V/Div 5 V/Div 0,7 V/Div 0,6 V/Div
TV One 503 MHz 0,8 V/Div 5 V/Div 5 V/Div 0,5 V/Div 0,6 V/Div
Trans TV 535 MHz 0,8 V/Div 5 V/Div 5 V/Div 1 V/Div 0,6 V/Div
Global TV 599 MHz 1 V/Div 5,2 V/Div 5,2 V/Div 0,5 V/Div 0,6 V/Div

E. EVALUASI

1. Pembagian frekuensi pada masing-masing kanal pada VHF dan UHF untuk sistem PAL dan NTSC :
Nomor Chanel PAL NTCS Keterangan
Range(MHz) Video Sound Range(MHz) Video Sound
1 43-50 44.25 49.75 - - - -
2 54-61 55.25 60.75 54-60 55.25 58.83 VHF1
3 61-68 62.25 67.75 60-66 61.25 64.83 VHF1
4 174-181 175.25 180.75 66-72 67.25 70.83 VHF1
5 181-188 182.25 187.75 76-82 77.25 80.83 VHF1
6 188-195 189.25 194.75 82-88 83.25 86.83 VHF1
7 195-202 196.25 201.75 174-180 175.25 178.83 VHF2
8 202-209 203.25 208.75 180-186 181.25 184.83 VHF2
9 209-216 210.25 210.75 186-192 187.25 190.83 VHF2
10 - - - 192-198 193.25 196.83 VHF2
11 - - - 198-204 199.25 202.83 VHF2
12 - - - 204-210 205.25 208.83 VHF2
13 - - - 210-216 211.25 214.83 VHF2
14 - -- - 470-476 471.25 474.83 UHF
15 - - - 476-482 477.25 480.83 UHF
16 - - - 482-488 483.25 486.83 UHF
17 - - - 488-494 489.25 492.83 UHF
18 - - - 494-500 595.25 498.83 UHF
19 - - - 500-506 501.25 504.83 UHF
20 - - - 506-512 507.25 510.83 UHF
21 - - - 512-518 513.25 516.83 UHF
22 - - - 518-524 519.25 522.83 UHF
23 - - - 524-530 525.25 528.83 UHF
24 - - - 530-536 531.25 534.83 UHF
25 - - - 536-54 537.25 540.83 UHF
26 - - - 542-548 543.25 546.83 UHF
27 - - - 548-554 549.25 552.83 UHF
28 - - - 554-560 555.25 558.83 UHF

2. Komponen utama yang terdapat pada bagian tuner :
Mixer, IF amp Tuner AA40-00039A
RF TAEL-6576D
IF(DAP 103)

3. Besar tegangan untuk B+ (BP) Tuner, BP dan BT untuk setiap tahan siaran dari setiap stasiun pemancar tersebut:
Siaran Frekuensi LNA SDA SCL AGC IF
Trans 7 487 MHz 0,8 V/Div 5 V/Div 5 V/Div 0,7 V/Div 0,6 V/Div
TV One 503 MHz 0,8 V/Div 5 V/Div 5 V/Div 0,5 V/Div 0,6 V/Div
Trans TV 535 MHz 0,8 V/Div 5 V/Div 5 V/Div 1 V/Div 0,6 V/Div
Global TV 599 MHz 1 V/Div 5,2 V/Div 5,2 V/Div 0,5 V/Div 0,6 V/Div


4. Sinyal yang terdapat pada sinyal IF yang diukur adalah
Bentuk gelombang IF suara yang keluar dari titik pemisahan dengan sinyal video berupa sinyal IF-M (frekuensi modulasi). Sinyal ini mempunyai frekuensi 4.5 mc (untuk system PAL) atau 5.5 mc (untuk sistem NTSC). Detetor suakra FM memisahkan frekuensi sinyal A-F dari sinyal pembawa menengah termodulir, kemudian sinyal A-F itu cukup kuat kemudia diubah menjadi suara yang dapat didengar oleh speaker. Bentuk gelombang audio frekuensi dan amplitudonya tidak menentu tergantung pada nada suara yang ada.

5. Televisi multisistem adalah televisi yang memiliki banyak perangkat tambahan yang cocok untuk komponen analog ataupun digital. Pada umumnya televisi multi system mempunayai banyak kelebihan dan sarana baru untuk mempermudah pengguna dalam mengopersikannya. Seperti yang diproduk oleh Neosonik yang terdiri atas tiga subsistem: perangkat pengendali (controller), rangkaian pengeras suara (loudspeaker), dan penerima video definisi tinggi (HD video receiver).

F. KESIMPULAN
1. Tuner merupakan tempat pemrosesan penerimaan gelombang TV. Bersih tidaknya siaran tergantung pada tuner
2. Pada tuner meiliki komponern yang utama yaitu :
Mixer, IF amp Tuner AA40-00039A
RF TAEL-6576D
IF(DAP 103)
3. VHF bekerja pada range kanal 2 hingga 12 dengan frekuensi kerja 47-230Mhz tiap kanal dan memiliki lebar frekuensi 7 MHz , sedangkan untuk UHF bekerja pada kanal 14-83 dengan frekuensi kerja 470-890 MHz
4. Tegangan yang di ukur pada IF di setiap stasiun TV yang didapat semuanya sama yaitu sebesar 0,6 V
5. TV yang chanelnya bersih memiliki B+ yang bersar pula.

Tidak ada komentar: